MUKADIMAH

Segala puji hanya bagi Allah yang menjadikan para kekasih-Nya cinta kepada ketaatan, menjadikan mereka benci kepada kemaksiatan, dan menjadikan lisan mereka senantiasa basah karena berdzikir kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Jihad terbesar dan paling utama ialah JIHAD ILMU dan berdakwah (menyeru manusia) kepada Allah. Diantara pintu-pintunya yang paling utama, ialah memberitahu kepada manusia tentang hukum-hukum aqidah dan syariat, membetulkan kesalahan-kesalahan mereka dan mengingatkan pula kesalahan-kesalahan mereka. Karena sesungguhnya Da'i adalah dokter bagi masyarakatnya, yang mengidentifikasi penyakit dan memberikan obat yang manjur dan bermanfaat dari nash-nash syariat.

Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar mengaruniakan kepada kita kejujuran, keikhlasan, pertolongan, taufiq, hidayah dan kelurusan, serta memberikan manfaat dengannya semasa hidup dan sesudah mati. Sesungguhnya Dia Maha Mengampuni berbagai kesalahan dan Maha Mengabulkan permohonan. Ya Allah, sampaikan shalawat atas Nabi Muhammad, keluarganya serta para shahabat-shahabatnya.


Mesir, Mansya'ah Abbas, 17-04-1422 H

Syaikh Dr. Wahid Abdussalam Bali.

Jumat, 29 November 2013

Membenarkan Dukun Dan Peramal

Ada orang yang pergi kepada dukun dan peramal supaya mereka membebaskan sihir yang menimpanya atau mendatangkan kebaikan kepadanya menurut dugaannya. Orang yang merana ini tidak tahu bahwa dengan kepergiannya kepada mereka, maka ia telah kehilangan timbangan 200 shalat dari timbangan kebajikannya; berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muslim dalam shahihya dari salah seorang Ummahat al-Mukminin bahwa Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

"Siapa yang mendatangi tukang ramal (dukun) dan bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh malam." [HR. Muslim dan Ahmad. Shahih al-Jami', no.5940]

Kamis, 28 November 2013

Takut Terhadap Orang-Orang Yang Sudah Mati

Ada orang yang berkeyakinan bahwa seandainya ia menyebut seorag wali dengan keburukan, maka wali tersebut akan menimpakan bencana pada dirinya, hartanya atau anaknya. Ini keyakinan yang bathil, karena yang mengatur alam semesta ini adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Namun benar, kita tidak boleh menyebut kaum muslimin yang sudah mati kecuali dengan kebaikan, sebagaimana yang diceritakan dari Aisyah bahwa ada seorang yang menyebut-nyebut aib orang yang sudah mati di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda: 

Janganlah kalian menyebut-nyebut orang yang sudah meninggal di antara kalian kecuali dengan kebaikan.” [Diriwayatkan oleh Imam Nasa’i, 4/52 dengan sanad yang shahih]

Rabu, 27 November 2013

Keyakinan Bahwa "Nama Nabi" Dapat Menjaga Anak-Anak

Sebagian wanita bila melihat orang yang memperhatikan anak-anaknya, dan mengkhawatirkannya dari kedengkian, maka ia segera mengatakan, "Nama Nabi akan menjaga dan melindunginya." Ini adalah keyakinan yang bathil; karena Nabi shallallahu'alaihi wasallam sebagai manusia paling mulia tidak kuasa menarik manfaat dan atau kemudharatan bagi dirinya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Nabi-Nya:

قُللاَّأَمْلِكُلِنَفْسِينَفْعًاوَلاَضَرًّاإِلاَّ مَاشَاء اللّهُوَلَوْ كُنتُأَعْلَمُالْغَيْبَلاَسْتَكْثَرْتُمِنَالْخَيْرِوَمَامَسَّنِيَالسُّوءُ إِنْأَنَاْإِلاَّنَذِيرٌوَبَشِيرٌلِّقَوْمٍيُؤْمِنُونَ

"Katakanlah: 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman'" [QS. Al-A'raf: 188]

Keyakinan Mengenai Daging Dan Ikan

Ada wanita yang berkeyakinan bila seseorang menemui wanita yang sedang nifas dengan membawa ikan atau daging mentah, atau seseorang yang menggunduli kepalanya, maka air susunya tertahan (ASI tidak bisa keluar untuk bayi). Mereka menyebutnya dengan "Makbusah" (terhimpit).

Karena itu, mereka melarang orang-orang tersebut menemuinya selang masa 40 hari. Ini adalah keyakinan yang bathil!

Keyakinan Bahwa Terdapat Saat Sial Pada Hari Jumat

Ini adalah keyakinan yang sangat bathil, bahkan hari Jumat merupakan hari yang paling utama disisi Allah Azza wa Jalla, dan didalamnya terdapat saat terkabulnya doa.

Al-Baihaqi meriwayatkan dengan sanad shahih bahwa Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

"Hari yang paling mulia di sisi Allah adalah hari Jumat." [Lihat, Shahih al-Jami', no.1098]
Abu Daud meriwayatkan dengan sanad shahih bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

"Hari Jumat itu dua belas jam, diantaranya ada satu saat yang tidaklah seorang hamba muslim di dapati sedang memohon sesuatu kepada Allah pada saat tersebut, melainkan Allah mengabulkan doanya." [Lihat, Shahih al-Jami', no.8190]

Dan sabda Rasulullah akan keutamaan hari Jumat yang menyelisihi umat lainnya:

و حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ وَوَاصِلُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى قَالَا حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ عَنْ أَبِي مَالِكٍ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَعَنْ رِبْعِيِّ بْنِ حِرَاشٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَا
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَضَلَّ اللَّهُ عَنْ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَكَانَ لِلْيَهُودِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ الْأَحَدِ فَجَاءَ اللَّهُ بِنَا فَهَدَانَا اللَّهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ فَجَعَلَ الْجُمُعَةَ وَالسَّبْتَ وَالْأَحَدَ وَكَذَلِكَ هُمْ تَبَعٌ لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَحْنُ الْآخِرُونَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمَقْضِيُّ لَهُمْ قَبْلَ الْخَلَائِقِ
وَفِي رِوَايَةِ وَاصِلٍ الْمَقْضِيُّ بَيْنَهُمْ حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ سَعْدِ بْنِ طَارِقٍ حَدَّثَنِي رِبْعِيُّ بْنُ حِرَاشٍ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُدِينَا إِلَى الْجُمُعَةِ وَأَضَلَّ اللَّهُ عَنْهَا مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَذَكَرَ بِمَعْنَى حَدِيثِ ابْنِ فُضَيْلٍ

Dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib dan Washil bin Abdul A'la keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudlail dari Abu Malik Al Asyja'i dari Abu Hazim dari Abu Hurairah dari Rab'i bin Hirasy dari Hudzaifah keduanya berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Allah menyesatkan orang-orang yang sebelum kita tentang hari Jumat. Bagi orang Yahudi jatuhnya pada hari Sabtu, dan bagi orang Nasrani jatuhnya pada hari Ahad. Lalu Allah menunjuki kita yaitu pada hari Jum'at. Karena itu, terjadilah berturut-turut tiga hari berkumpul (hari besar), yaitu Jum'at, Sabtu dan Ahad. Hari kiamat kelak, mereka pun mengikuti kita juga, kita yang terakhir ke dunia, tetapi kitalah yang lebih dahulu diadili sebelum umat-umat yang lain."

Sementara dalam riwayat Washil; "Yang diadili di antara mereka." Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah mengabarkan kepada kami Ibnu Abu Za`idah dari Sa'd bin Thariq telah menceritakan kepadaku Rib'i bin Hirasy dari Hudzaifah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Kita ditunjukkan dengan hari Jum'at, sementara Allah telah menyesatkan umat-umat sebelum kita darinya." Dan ia pun menyebutkan hadits yang semakna dengan hadits Ibnu Fudlail. [HR. Muslim No.1415]

Keyakinan Manusia Mati Akan Menjadi Hantu

Keyakinan sebagian kaum awam bahwa orang yang terbunuh di suatu tempat dimana Ifrit (Jin)nya keluar di tempat yang sama pada malam hari, maka ia akan menakuti manusia (menjadi hantu).

Ini adalah khurafat yang tidak memiliki dasar, baik dalam al-Qur'an maupun Sunnah. Ini hanyalah mitos-mitos yang ditanamkan para setan dalam akal sebagian manusia.

Mengusap Kuburan (Untuk Mencari Keberkahannya)

Ada orang yang pergi ke kuburan para wali atau shalihin untuk mengusapnya dan mencari keberkahannya. Ini semua tidak boleh, karena ini bentuk penyembahan kepada orang yang dikubur. Barangsiapa yang mengusap pohon, mengusap batu atau kuburan, karena mengharapkan keberkahannya, maka ia telah menjadikan sebagai tuhan selain Allah!

Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad shahih dari Abu Waqid al-Laitsi radhiyallahu'anhu, ia mengatakan:

Thawaf Di Selain Ka'bah

Thawaf adalah salah satu peribadatan yang wajib dimurnikan hanya untuk Allah. Tiada thawaf kecuali di Ka'bah. Allah Ta'ala berfirman:

ثُمَّلْيَقْضُواتَفَثَهُمْوَلْيُوفُوانُذُورَهُمْوَلْيَطَّوَّفُوابِالْبَيْتِالْعَتِيقِ

"Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah)" [QS. Al-Hajj: 29]

Barangsiapa berthawaf di sekeliling kubur wali, nabi atau selainnya, maka ia telah meletakkan ibadah pada bukan tempatnya, dan melakukan perbuatan yang tidak diizinkan oleh Allah. Karena itu, para ulama bersepakat bahwa thawaf di sekeliling selain Ka'bah dengan niat untuk mengagungkan adalah syirik!

Allahu a'lam bish shawwab...

Selasa, 26 November 2013

Meminta Syafaat Kepada Selain Allah

Ada orang yang meminta syafaat kepada serang nabi atau wali, dengan mengatakan, "Wahai Rasulullah, berilah syafaat kepadaku!" atau, "Wahai para wali Allah, berilah syafaat kepadaku!" Ini tidak boleh, karena syafaat itu hanya milik Allah dan untuk siapa yang diberikan izin oleh-Nya. Jika kita ingin mendapatkan syafaat dari Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam, maka ucapkanlah, "Ya Allah, terimalah syafaat nabi-Mu Muhammad untukku." Jangan mengatakan, "Wahai Nabi Allah, berilah syafaat kepadaku!"

Karena itu Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

أَمِاتَّخَذُوامِن دُونِاللَّهِشُفَعَاءقُلْأَوَلَوْكَانُوا لَايَمْلِكُونَشَيْئًاوَلَايَعْقِلُو
قُللِّلَّهِالشَّفَاعَةُجَمِيعًالَّهُمُلْكُالسَّمَاوَاتِوَالْأَرْضِثُمَّإِلَيْهِتُرْجَعُونَ

"Bahkan mereka mengambil pemberi syafaat selain Allah. Katakanlah: `Dan apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal? Katakanlah: `Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya lah kamu dikembalikan.'" [QS. Az-Zumar: 43-44]

Nadzar Untuk Selain Allah

Nadzar termasuk peribadatan yang wajib dimurnikan hanya untk Allah. Nadzar tidak boleh untuk seorang nabi, wali ataupun malaikat. Barangsiapa yang menadzarkan sesuatu untuk al-Badawi, ad-Dasuqi atau semisalnya, maka itu adalah nadzar yang di haramkan dan tidak wajib untuk ditepati, tetapi wajib bertaubat darinya dan tidak mengulanginya kembali.

Dalam shahih Bukhari, dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu'alaihi wasallam bersabda:

"Barang siapa bernadzar untuk mentaati Allah, maka hendaklah ia mentaatiNya. Barangsiapa bernadzar untuk bermaksiat kepada Allah, maka janganlah ia bermaksiat keada-Nya."

[Shahih, HR. Bukhari (11/185) dalam Iman dan Nadzar, Bab: Nadzar yang tidak dimiliki dan dalam bermaksiat; Abu Daud 3289; At-Tirmidzi 1526; an-Nasa'i 7/17; Ibnu Majah 2126]

Menyembelih Karena Jin

Ada orang yang pergi kepada tukang sihir supaya dia mengobati penyakitnya. Tukang sihir tersebut meminta seekor hewan darinya dengan sifat-sifat tertentu (mis: ayam hitam mulus tidak ada warna putihnya) dan sejensnya. Kemudian dia menyembelihnya dan melumurkan darahnya pada orang yang sakit, untuk memint keridhoan Jin.

Ini di haramkan! Dan pelakunya akan dilaknat berdasarkani sabda Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam:

لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللهِ.

“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah.” 

 [Hadits riwayat Muslim, kitab Shahih Muslim no. 1978, cet. Abdul Baqi] 
 

Senin, 25 November 2013

Meminta Pertolongan Kepada Selain Allah

Ada sebagian manusia yang meminta pertolongan kepada selain Allah seraya mengatakan, "Tolonglah, wahai para kekasih Allah!" atau, "Tolonglah, wahai Badawi!" dan sejenisnya.

Ini tidak boleh! Karena meminta pertolongan tidak diperbolehkan hanya kecuali kepada Allah semata, karena tidak ada yang mampu memberikan pertolongan kecuali dan atas seizin Allah. Karena itu, Dia (Allah) berfirman tentang al-Mada (bantuan):

كُلاًّنُّمِدُّهَؤُلاءوَهَؤُلاءمِنْ عَطَاءرَبِّكَوَمَا كَانَعَطَاءرَبِّكَ مَحْظُورًا

"Kepada masing-masing golongan--baik golongan ini maupun golongan itu--Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi." (QS. Al-Israa': 20)

Istighatsah (Meminta Bantuan) Kepada Orang Yang Sudah Mati

Ada sebagian manusia yang ber-istighatsah kepada orang yang sudah mati. Ia mengatakan misalnya, ketika mengalami kesusahan dan kesulitan, "Wahai Badawi bin Fulan, bantulah aku!" atau, "Wahai Dasuqi bin Fulan, tolonglah aku!"

Istighatsah adalah ibadah yang tidak semestinya dilakukan kecuali karena Allah semata. Karena itu, ketika para shahabat melihat banyaknya jumlah kaum musyrikin dan sedikitnya jumlah kaum Muslimin dalam perang Badar, dan peperangan berlangsung sengit serta kesusahan bertambah, mereka tidak meminta pertolongan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, padahal beliau adalah penghulu para wali dan imam para rasul. Karena mereka tahu bahwa beliau shallallahu'alaihi wasallam adalah manusia yang tidak mempunyai kekuatan dan bantuan untuk mereka. Tetapi mereka meminta pertolongan hanya kepada Allah Ta'ala semata. Kemudian Allah mengabulkan doa mereka pada saat itu dan memberi pertolongan kepada mereka dengan seribu pasukan dari Malaikat.