Ada orang yang berkeyakinan bahwa seandainya ia menyebut seorag wali dengan keburukan, maka wali tersebut akan menimpakan bencana pada dirinya, hartanya atau anaknya. Ini keyakinan yang bathil, karena yang mengatur alam semesta ini adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Namun benar, kita tidak boleh menyebut kaum muslimin yang sudah mati kecuali dengan kebaikan, sebagaimana yang diceritakan dari Aisyah bahwa ada seorang yang menyebut-nyebut aib orang yang sudah mati di dekat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda:
“Janganlah kalian menyebut-nyebut orang yang sudah meninggal di antara kalian kecuali dengan kebaikan.” [Diriwayatkan oleh Imam Nasa’i, 4/52 dengan sanad yang shahih]
Dan sabda beliau shallallahu'alaihi wasallam:
“Janganlah kalian mencaci maki orang mati, kerena mereka telah sampai kepada apa yang mereka lakukan dahulu” (HR. Abu Dawud)
Dan juga Allah melarang keras ghibah:
وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
“Janganlah sebagian kalian menggunjing dengan sebagaian yang lain.
Sukakah salah salah seorang diantara kalian memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Tentu kalian akan merasa jijik.” (QS Al-Hujuraat 49:12)
Khauf (takut) merupakan salah satu ibadah hati yang wajib dimurnikan hanya untuk Allah semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar