MUKADIMAH

Segala puji hanya bagi Allah yang menjadikan para kekasih-Nya cinta kepada ketaatan, menjadikan mereka benci kepada kemaksiatan, dan menjadikan lisan mereka senantiasa basah karena berdzikir kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Jihad terbesar dan paling utama ialah JIHAD ILMU dan berdakwah (menyeru manusia) kepada Allah. Diantara pintu-pintunya yang paling utama, ialah memberitahu kepada manusia tentang hukum-hukum aqidah dan syariat, membetulkan kesalahan-kesalahan mereka dan mengingatkan pula kesalahan-kesalahan mereka. Karena sesungguhnya Da'i adalah dokter bagi masyarakatnya, yang mengidentifikasi penyakit dan memberikan obat yang manjur dan bermanfaat dari nash-nash syariat.

Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar mengaruniakan kepada kita kejujuran, keikhlasan, pertolongan, taufiq, hidayah dan kelurusan, serta memberikan manfaat dengannya semasa hidup dan sesudah mati. Sesungguhnya Dia Maha Mengampuni berbagai kesalahan dan Maha Mengabulkan permohonan. Ya Allah, sampaikan shalawat atas Nabi Muhammad, keluarganya serta para shahabat-shahabatnya.


Mesir, Mansya'ah Abbas, 17-04-1422 H

Syaikh Dr. Wahid Abdussalam Bali.

Rabu, 27 November 2013

Mengusap Kuburan (Untuk Mencari Keberkahannya)

Ada orang yang pergi ke kuburan para wali atau shalihin untuk mengusapnya dan mencari keberkahannya. Ini semua tidak boleh, karena ini bentuk penyembahan kepada orang yang dikubur. Barangsiapa yang mengusap pohon, mengusap batu atau kuburan, karena mengharapkan keberkahannya, maka ia telah menjadikan sebagai tuhan selain Allah!

Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad shahih dari Abu Waqid al-Laitsi radhiyallahu'anhu, ia mengatakan:

"Kami keluar bersama Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam ke Hunain dan kami masih baru masanya dengan kekafiran, sedangkan kaum musyrik memiliki sebuah pohon bidara yang mereka biasa beri'tikaf di sisinya dan menggantungkan senjata-senjata mereka padanya sehingga disebut Dzatu Anwath. Ketika kami melewati pohon bidara, kami mengatakan, 'Wahai Rasulullah, buatlah untuk kami Dzatu Anwath sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.'

Mendengar hal itu, Rasulullah bersabda:

((اللَّـهُ أَكْبَرُ، إِنَّهَا السُّنَنُ، قُلْتُمْ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ كَمَا قَالَتْ بَنُوْ إِسْرَائِيْلَ لِمُوْسَى: “ اِجْعَلْ لَنَا إِلـهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ “، قَالَ: “ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُوْنَ “، لَتَرْكَبُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ))

“Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Itulah tradisi (orang-orang sebelum kamu). Dan demi jiwaku yang berada di Tangan-Nya, kalian benar-benar telah mengatakan suatu perkataan seperti yang dikatakan oleh Bani Israil kepada Musa, 'Buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka itu mempunyai sesembahan-sesembahan.' Musa menjawab: 'Sungguh, kalian adalah kaum yang tidak mengerti. Pasti, kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian.'” [HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam Shahih Tirmidzi, no. 2180]
 
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab radhiyallahu'anhu bahwa tatkala dia menyentuh Hajar Aswad dan menciumnya saat thawaf, maka dia mengatakan, "Demi Allah, sesungguhnya aku tahu bahwa kamu adalah batu yang tidak memberi mudharat dan tidak memberi syafaat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam menciummu, niscaya aku tidak menciummu." [Shahih, Riwayat Bukhari, kitab al-Hajj no. 1597; Muslim, al-Hajj, 5/20]

Syaikh Hafizh Hakami mengatakan dalam syairnya:

"Termasuk perbuatan ahli syirik yang tidak diragukan lagi...

Ialah apa yang dituju orang-orang bodoh berupa mengagungkan apa yang tidak diperkenankan Allah untuk diagungkan...

Seperti orang yang merasa nyaman kepada tempat (yang dianggap keramat), batu, kuburan, atau suatu pohon...

Menjadikan tempat itu sebagai perayaan seperti perbuatan para penyembah berhala..." [Sullam al-Wushul]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar